Fexuprazan Diprediksi Sebagai Solusi Obat Terbaik untuk Penderita GERD di Indonesia

Bojong.my.id , Jakarta - Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PB PGI), Dr. Ari Fahrial Syam, yang juga pemimpin utama dalam penelitian obat fexuprazan, mengatakan bahwa obat tersebut dapat membantu meredakan gejala heartburn serta refluks dengan lebih cepat untuk para pasien di Indonesia. Dia menambahkan, "Obat ini bakal jadi opsi terapi baru yang sangat berguna bagi mereka yang menderita penyakit ini." GERD "Di negeri sendiri," ujarnya dalam pernyataan pers yang diterima Tempo pada tanggal 14 Mei 2025.
Fexuprazan adalah obat terbaru untuk mengobati penyakit GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) yang diproduksi di Korea Selatan oleh Daewoong Obat tersebut memberikan hasil yang menggembirakan dalam penelitian yang dijalankan pada peserta di Indonesia.
Penelitian ini menegaskan bahwa fexuprazan efektif dan aman diberikan, sehingga menjadi alternatif perawatan baru bagi mereka yang menderita penyakit Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) di Indonesia. Fexuprazan termasuk dalam kelompok terkini yaitu Potassium-Competitive Acid Blocker (P-CAB), serta dinilai sebagai produk farmasi inovatif ke-34 yang berasal dari Korea. Tujuan pembuatannya adalah untuk memperbaiki batasan-batasan yang ada pada jenis obat Proton Pump Inhibitor (PPI) tradisional.
Fexuprazan berfungsi secara efektif dalam membatasi produksi asam lambung dengan cepat, sehingga pasien akan mulai merasakan peningkatan pada gejalanya di awal masa pengobatan. Obat tersebut dapat diminum tanpa harus disesuaikan dengan jadwal makan, yang membantu meningkatkan tingkat kesediaan pasien untuk melanjutkan terapi. Khasiat kliniknya bertahan lama karena hanya perlu diberi sekali sehari, menyediakan rasa nyaman serta kontrol atas gejala yang konstan. Tambahan lagi, Fexuprazan memiliki potensi interaksi obat yang rendah, menjadikannya opsi yang aman bagi mereka yang sedang menggunakan obat-obatan tambahan untuk kondisi medis bersamaan.
Minat terhadap obat Penyalahgunaan P-CAB oleh para dokter di Indonesia semakin meluas, karena pasien kerap memerlukan pengurangan gejala dengan kecepatan yang lebih tinggi serta pola makan yang lebih lentih. Berdasarkan hal tersebut, fexuprazan memiliki potensi signifikan dalam menambah kenyamanan dan mutu hidup penderita GERD di Tanah Air.
Studi klinis ini dilakukan oleh dokter peneliti Indonesia (dikenal dengan istilah Investigator-Initiated Trial atau IIT) yang melibatkan 134 pasien GERD. Studi dilaksanakan di tiga rumah sakit di Jakarta yakni RS Universitas Indonesia, RS Islam Cempaka Putih, dan RS Menteng Mitra Afia.
Temuan penelitian mengindikasikan bahwa fexuprazan dapat memenuhi tujuan kontrol gejala heartburn (perasaan panas di dada) selama empat minggu, seiring dengan periode perawatan yang disarankan pada pedoman pengobatan GERD di Indonesia. Penelitian tersebut membuktikan keefektifan Fexuprazan dalam penerapan praktis di lingkungan medis.
Studi ini mengukur gejala seperti heartburn, nyeri dada, naiknya asam lambung, dan mual menggunakan kuesioner penilaian mandiri (GERD-Q, skor 0–18). Meskipun kedua kelompok (Fexuprazan dan esomeprazole) menunjukkan perbaikan gejala yang bermakna pada minggu ke-4 dan ke-8, kelompok fexuprazan lebih unggul dalam meredakan gejala sejak fase awal pengobatan dan memberikan kenyamanan lebih cepat.
Untuk mengurangi rasa mual, fexuprazan memberikan efek yang lebih cepat. Kelompok pasien yang menggunakan esomeprazole merasakan peningkatan kesehatan pada minggu kedelapan, sementara mereka yang memakai fexuprazan sudah melaporkan peningkatan substansial hanya dalam tujuh hari pemakaian pertama.
Berdasarkan catatan harian pasien, fexuprazan 40 miligram mampu memberikan respons penuh (complete response) terhadap hilangnya gejala heartburn dan asam lambung rata-rata dalam waktu 15 hari, atau sekitar 5 hari lebih cepat dibandingkan kelompok esomeprazole yang membutuhkan rata-rata 20 hari untuk mencapai hasil yang sama.
Selanjutnya, dalam aspek evaluasi kualitas hidup, para peserta yang tergabung dalam grup menggunakan fexuprazan melaporkan adanya perkembangan signifikan selama tujuh hari awal pengobatan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Peningkatan tanda-tanda penyakit sedini mungkin ini cukup penting karena secara langsung memengaruhi peningkatan mutu istirahat, kesejahteraan tubuh yang lebih baik, dan produktivitas harian yang lebih tinggi, membuktikan dampak positif dari metode tersebut pada gaya hidup mereka.
Keselamatan dari fexuprazan pun sudah terbukti melalui penelitian tersebut. Tak ada perbedaan mencolok mengenai dampak negatifnya dibandingkan dengan esomeprazole saat digunakan untuk perawatan. Selain itu, tidak ada laporan tentang insiden efek samping parah atau kematian selama proses percobaan berlangsung.
Penelitian ini ditargetkan untuk membantu penyegaran kembali pedoman terapi nasional untuk GERD serta memberikan landasan untuk penerimaan resmi fexuprazan di pasaran Indonesia. Selain itu, Daewoong Pharmaceutical berencana mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang fexuprazan guna menangani dispepsi fungsi dan kondisi asam lambung yang lain di tanah air kita.
Posting Komentar