ZMedia Purwodadi

Jejak Masa Lalu Arsitektur Bandung yang Masih Berdiri Gagah

Daftar Isi

Bandung tak cuma populer karena pemandangan segarnya saja, melainkan juga gara-gara warisan sejarahnya yang masih sangat mencolok sampai saat ini. Meski laju modernisasi serta konstruksi semakin cepat, kotanya berhasil menjaga banyak gedung bersejarah sebagai bukti masa lalu. Anda dapat merasakan arsitektur kolosal Jerman Barat, desain Art Deco yang anggun, bahkan gaya kontemporer era awal tahun 1900-an, tersebar di pelbagai bagian kota tersebut. Beberapa tempat berhistoris penting di Bandung selanjutnya adalah contoh bangunan yang nggak sekadar mengagumkan dari penampilannya namun juga memiliki makna sejarah mendalam.

1. Gedung Sate

Direktorat Jenderal Kebudayaan

Gedung Sate termasuk dalam bangunan-bangunan paling ikonik di Bandung. Pembangunannya dimulai pada tahun 1920, desain gedung ini dikembangkan oleh seorang arsitek Belanda bernama J. Gerber dengan menerapkan gaya Indo-Eropa yang menggabungkan elemen-elemen arsitektur Eropah dan Timur. Fitur unggulan dari Gedung Sate adalah hiasan tusuk sate di bagian atas struktur, hal tersebut juga menjadi inspirasi untuk nama gedung itu sendiri. Awal mulanya, tempat ini difungsikan sebagai perkantoran bagi Departemen Pekerjaan Umum Pemerintahan Hindia-Belanda, tetapi saat ini gedung ini telah dipergunakan sebagai markas kantor Gubernur Provinsi Jawa Barat. Desain geometri yang rata-rata, pemakaian material bebatuan natural, serta atap bergaya joglo menunjukkan harmoni antara dua kebudayaan secara baik.

2. Villa Isola

Berita Upi

Berada di area Lembang, Villa Isola merupakan salah satu representasi utama arsitektur Art Deco di Indonesia. Struktur bangunan ini diciptakan oleh Charles Prosper Wolff Schoemaker pada tahun 1933 bagi seorang pebisnis media berkelas bernama Dominique Willem Berretty. Gagasan desainnya cukup canggih untuk masanya, menampilkan pola lingkaran serta kurva tajam tapi masih mewah.Villa Isola saat ini telah menjadi aset dari Universitas Pendidikan Indonesia dan dipelihara dalam kondisi semula sebagai jejak histori yang penting.

3. Gedung Merdeka

Heri Mardinal

Bangunan Merdeka mempunyai signifikansi sejarah yang luar biasa terutama berkaitan dengan upaya-upaya diplomatik internasional. Bangunan tersebut dibuat pada tahun 1895 dan telah melalui berbagai tahap pembaruan, hingga kemudian mendapat pengakuan publik ketika dipilih sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955. Gaya desain bangunan itu mencerminkan Art Deco dengan tampilan depan warna putih polos serta tiang-tiang besar yang mewah. Bagian dalamnya juga menyajikan banyak elemen-elemen klasik yang rumit. Sampai saat ini, struktur ini digunakan secara aktif sebagai ruang museum dan area untuk aktivitas budaya, sehingga menjadikannya tujuan wisata sejarah utama di Bandung.

4. Hotel Savoy Homann

Rully Aan Firmansyah

Hotel Savoy Homann merupakan sebuah institusi ikonis di Kota Bandung yang sudah ada sejak permulaan abad ke-20. Struktur bangunannya populer karena gaya arsitektur Art Deco uniknya, dilengkapi dengan balkon melengkung serta jendela lebar yang menciptakan suasana kemegahan. Properti ini dahulu sering dikunjungi oleh para pemimpin global, bahkan beberapa peserta dari Konferensi Asia-Afrika juga sempat bermalam disini. Bagian dalam hotel tetap menjaga aura tradisional namun ditambahkan unsur kontemporer untuk kenyamanan penghuni.

5. Balai Kota Bandung

Humas Setda Kota Bandung

Balai Kota Bandung tidak hanya merupakan tempat administrasi kota, melainkan juga salah satu struktur historis penting yang perlu dipertimbangkan. Bangunan ini dibuat pada tahun 1927 dan didesain oleh arsitek bernama C.P.W. Schoemaker, orang yang sama yang mendesain Villa Isola. Arsitektur balai kotanya menggabungkan gaya Art Deco dengan unsur-unsur kontemporer minimalis tapi masih mewah. Saat ini, Balai Kota Bandung telah berubah menjadi area umum yang nyaman bagi pengunjung, dilengkapi dengan beberapa taman menarik yang dapat dinikmati penduduk setempat.

Mengeksplorasi arsitektur sejarah di Bandung tidak sekadar tentang menilik gedung-gedung lama, namun juga mengenali bekas-bekas budaya, politik, serta estetika yang menciptakan karakter kota ini. Dalam laju modernisasi yang pesat, adanya struktur-struktur tersebut bertindak sebagai penanda atas kesesuaian menjaga harta karun budaya.

Teks yang ditulis oleh: Adib Ira Marati

Sumber foto teaser: stevenbrahma

Posting Komentar