Rilis iPhone 16 Siap Dorong Pertumbuhan: Inilah Rekomendasi Saham ERAJAYA

Bojong.my.id.CO.ID – JAKARTA. Penyebaran iPhone 16 di Indonesia pada akhirnya mendapatkan cahaya hijau setelah menghadapi hambatan aturan sebelumnya. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), yang merupakan partner resmi Apple di negara ini, diperkirakan akan merasakan dampak positif dari kabar baik tersebut.
Pada Maret 2025, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI) secara resmi mengeluarkan sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bagi 20 produk Apple, yang meliputi lima varian dari seri iPhone 16. Alhasil, seri terbaru iPhone itu b telah resmi diluncurkan dan tersedia di pasaran Indonesia sejak April 2025 lalu.
Nah, analisis dari Edvisor Profina Visindo Indy Naila mengenai peluncuran iPhone 16 ini dianggap sebagai berkah besar untuk perusahaan-perusahaan distribusi, seperti ERRA.
"Dalam perspektif ASP (harga jual rata-rata) yang naik, pendapatan cenderung bertambah dan hal ini dapat membantu dalam mengembangkan pangsa pasarnya," ungkap Indy saat diwawancara oleh Bojong.my.id pada hari Rabu, 28 Mei.
Mengacu pada perkiraan Indy, penjualan iPhone 16 diperkirakan akan memberikan kontribusi antara 15% hingga 20% dari seluruh Pendapatan ERRA di tahun 2025.
Mirip halnya, Analis Bahana Sekuritas Laras Nadira pun menilai bahwa ERAA memiliki peluang untuk meningkatkan performanya berkat penjualan iPhone 16. Menurut Laras, iPhone 16 telah dimulai dengan pangsa pasar yang solid.
"Penjualan selama dua pekan awal mencapai 1,5 kali lipat dari pendahulunya, yaitu seri iPhone 15, karena adanya keinginan beli yang tertahan," jelas Laras pada laporan tanggal 21 Mei 2025.
Untuk diketahui, ERAA mencatat penjualan yang kuat pada kuartal I-2024 juga gara-gara iPhone 15. Jika mengecualikan penjualan iPhone 15 pada kuartal I-2024, penjualan ERAA pada kuartal I-2025 sebenarnya tumbuh 13,5% secara tahunan (yoy).
Sementara distribusi iPhone 16 mengalami hambatan di awal tahun ini, pendapatan ERAA di kuartal I-2025 menurun sebesar 4,61% year-on-year menjadi mencapai angka Rp 15,88 triliun.
Terkait itu, segmen ponsel dan tablet menjadi salah satu penghambat pendapatan perseroan, dengan penurunan 9,15% secara yoy ke level Rp 12,34 triliun. Maklum, jumlah produk dalam periode ini memang turun 14,7% secara yoy menjadi 2,37 juta unit, dan itu utamanya akibat absensi iPhone 16.
Jadi, Laras menyoroti kekuatan penarikan produk baru secara berkesinambungan dan dukungan dari segmen konsumen berkualitas tinggi. Selain itu, usaha ERAA dalam tetap mengoptimalkan strategi belanja terrencana walaupun di tengah tantangan ekonomi luas tersebut seharusnya dapat mendorong performanya sepanjang tahun ini.
Apalagi, dengan rilis iPhone 17 di paruh kedua tahun 2025 mendatang.
“Ini akan menjadi pendorong pertumbuhan utama lainnya untuk segmen ponsel dan tablet,” kata Laras.
Diperkirakan, peluncuran iPhone 17 akan memacu performa ERAA di semester kedua tahun 2025. Berdasarkan hal tersebut, Laras mengusulkan saran beli untuk saham ERAA, dengan tujuan mencapai harga sebesar Rp 650 per saham menjelang akhir tahun.
Tidak berbeda, Indy pun menyarankan untuk membeli saham ERRA dengan tujuan harga akhir tahun sebesar Rp 680 per saham.
Posting Komentar