Strategi MUTU untuk Mengejar Pertumbuhan Pendapatan di 2025

Bojong.my.id , JAKARTA — PT Mutuagung Lestari Tbk. (MUTU) Emiten dalam industri jasa sertifikasi, pengujian, serta inspeksi (TIC) bertujuan untuk meningkatkan pendapatan mereka pada tahun 2025. Hal ini didukung oleh pembukaan kantor cabang baru dan penekanan pada ketiga aspek utama dari model bisnisnya.
Direktur Keuangan MUTU International Sumarna mengatakan ekspansi penambahan cabang menjadi 12 unit pada 2024, dari sebelumnya hanya 6 unit pada 2023, membuat potensi pendapatan perseroan dari segmen pengujian ( testing ) cenderung bertumbuh.
Per Maret 2025, pendapatan MUTU naik 18,64% year-on-year (Penambahan tahun-ke-tahun/Pertumbuhan YoY) mencapaiRp71,79 miliar, serta keuntungan bersih meningkat sebesar 31,30% YoY hingga mencapai Rp5,76 miliar. Rinciannya terdiri dari segmen uji yang berjumlah Rp26,1 miliar atau bertambah 31,98% secara year-on-year (YoY), pemeriksaan dengan angka Rp21,86 miliar atau peningkatan sebanyak 26,60%, dan sertifikasi senilai Rp23,83 miliar atau kenaikan tipis yaitu 1,54%.
"Harapan kami adalah bahwa pertumbuhan performa di [kuartal I/Tahun 2025] akan terus berlangsung hingga akhir tahun dan mungkin semakin meningkat. Selain itu, kita tetap komitmen untuk mendistribusikan dividen sebesar minimal 30% dari keuntungan," jelasnya saat menyampaikan paparan publik pada hari Rabu, tanggal 28 Mei 2025.
Dalam RUPST yang berlangsung pada hari Rabu (28/5/2025), diputuskan bahwa akan dilakukan pembagian dividen sebesar Rp2,30 untuk setiap saham dengan total nilai dividen mencapai Rp7,21 miliar. Angka tersebut merujuk kepada 30% dari keuntungan bersih mereka di tahun 2024 yaitu sekitar Rp24,11 miliar. Selain itu, pendapatan MUTU meningkat menjadi Rp308,84 miliar pada tahun lalu dan hal ini menandakan kenaikan sebanyak 7,72%.
Presiden Direktur MUTU Arifin Lambaga menyatakan target pertumbuhan kinerja 2025 berdasarkan analisis menyeluruh terhadap kondisi pasar, faktor pendukung dan hambatan, serta potensi pertumbuhan usaha.
“Untuk mencapai target tersebut, MUTU telah menyusun berbagai strategi inovatif yang mencakup pengembangan laboratorium, skema sertifikasi baru, serta perluasan jasa inspeksi dan kajian guna memperkuat kinerja dan memperluas jangkauan pasar,” jelasnya.
Secara garis besar, strategi tersebut terbagi terfokus pada tiga pilar utama. Pilar pertama Adalah ekonomi berkelanjutan. Aturan-aturan internasional baru tentang karbon serta peralihan energi menuju sumber-sumber yang lebih ramah lingkungan memacu MUTU agar terus mengejar pertumbuhan di sektor-sektor yang lestari.
Perseroan pun mengembangkan skema emas hijau berlabel, program biomassa yang berkelanjutan dan skema yang berkaitan dengan Peraturan Uni Eropa Tentang Penghapusan Hutan (EUDR).
Pilar kedua Adalah ekonomi syariah. Negara-negara seperti Malaysia, Arab Saudi, serta Indonesia berada di depan dalam menggerakkan ekonomi halal melalui kebijakan domestik yang mensupport.
Kesadaran para pembeli dari negera-negara bukan Muslim tentang ekonomi syariah juga semakin bertambah. Ini mendorong MUTU menciptakan program sertifikasi serta pengawasan dalam ranah halal.
Pilar ketiga yaitu perekonomian digital. Perkembangan digitalisasi yang semakin luas diterapkan di sektor-sektor industri ini pastinya membuka peluang bisnis yang sesuai untuk MUTU dengan cara menyediakan sistem traceability, khususnya untuk kekayaan sumber daya alam.
Irham Budiman dari Direktorat Operasional MUTU mengatakan bahwa pasar bisnis TIC di Indonesia bernilai sekitar Rp22 triliun. Perusahaan ini sudah menawarkan 84 jenis layanan TIC dan melihat adanya peluang pertumbuhan yang signifikan di masa mendatang.
"Pertumbuhan industri TIC global diyakini akan meningkat hingga 3,8 kali lipat dari sekarang sampai tahun 2029. Oleh karena itu, potensi untuk perkembangan di masa mendatang cukup besar," tambahnya.
Posting Komentar